Ketidakpastian kondisi ekonomi di masa yang akan datang membuat kita harus mempersiapkannya dari sekarang. Banyak orang yang sudah mulai merencanakan masa depan dengan mengatur keuangan, mulai dengan menabung atau investasi. Menabung uang memang cara yang paling aman dilakukan, namun tabungan jangka panjang akan menurunkan nilai uang karena adanya inflasi. Untuk itu, beberapa orang lebih memilih investasi.
Investasi adalah menanamkan modal yang diharapkan akan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Investasi cocok digunakan sebagai perencanaan jangka panjang karena nilainya tidak dipengaruhi oleh inflasi. Ada banyak jenis investasi yang bisa dilakukan, seperti investasi emas, saham, properti, dan reksadana.
Reksadana adalah sebuah wadah yang digunakan sebagai tempat pengumpulan uang. Ada banyak jenis reksadana yang pupuler di Indonesia, seperti reksadana saham, reksadana pasar uang, dan reksadana pendapatan tetap. Kali ini, Inklusi uang akan membahas jenis reksadana yang terakhir. Apa itu reksadana pendapatan tetap? Simak informasi lengkapnya berikut.
Key Takeaways
- Reksadana pendapatan tetap adalah salah satu jenis reksadana yang memiliki tingkat fluktuasi yang cukup rendah.
- Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana minimal yang disimpan dalam instrumen obligasi atau pasar uang dari dana investasi reksadana pendapatan tetap adalah 80%.
- Risiko yang paling utama dari investasi reksadana pendapatan tetap adalah turunnya Nilai Aktiva Bersih (NAB).
Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap?
Daftar Isi
Reksadana pendapatan tetap adalah salah satu jenis reksadana yang memiliki tingkat fluktuasi yang cukup rendah. Sesuai dengan namanya, reksadana pendapatan tetap adalah investasi yang memiliki presentase pendapatan tetap. Sebagian besar dana yang Anda investasikan di reksadana pendapatan tetap akan disimpan dalam instumen obligasi atau surat utang, dan sisanya dialokasikan ke pasar uang.
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana minimal yang disimpan dalam instrumen obligasi atau pasar uang dari dana investasi reksadana pendapatan tetap adalah 80%. Itu berarti, Anda bisa mendapatkan keuntungan tetap dari instrumen obligasi tersebut yang akan diberikan setiap bulan atau setiap tiga bulan sekali.
Cara Kerja Reksadana Pendapatan Tetap
Bagi Anda yang masih bingung bagaimana cara kerja jenis reksadana ini, Inklusi Uang akan menggambarkan bagaimana cara kerjanya. Cara kerja reksadana pendapatan tetap adalah sebagai berikut.
Pertama, Anda sebagai investor akan memberikan dana investasi kepada manajer investasi. Manager investasi adalah pihak yang akan mengatur dan mengelola investasi Anda. Lalu, manajer investasi akan mengalokasikan dana Anda kepada instrumen-instrumen yang akan memberikan Anda pendapatan tetap dari surat utang atau obligasi.
Manajer investasi akan mengelola portofolio investasi Anda agar Anda bisa memperoleh keuntungan. Anda juga akan mendapatkan laporan secara berkala mengenai performa portofolio investasi yang dikelola oleh manajer investasi.
Keuntungan Reksadana Pendapatan Tetap
Keuntungan berinvestasi dengan reksadana pendapatan tetap adalah kemungkinan tingkat fluktuasi yang rendah. Sebagian besar dana yang dialokasikan kepada instrumen obligasi atau surat utang membuat jenis reksadana ini lebih stabil dari jenis lainnya. Nilai keuntungannya juga lebih besar dibandingkan dengan reksadana pasar uang, yaitu sekitar 6-10% per tahun.
Berinvestasi dengan reksadana ini juga sangat terjangkau. Mulai dari 10 ribu rupiah saja, Anda sudah bisa mulai berinvestasi di reksadana pendapatan tetap. Investasi ini juga bisa diperjualbelikan kapan saja, baik seluruhnya maupun sebagian. Proses pencairan dananya hanya membutuhkan waktu 3-4 hari saja, sehingga tak perlu waktu lama untuk menikmati hasil investasi.
Keuntungan lainnya berinvestasi dengan reksadana pendapatan tetap adalah bebas pajak. Para investor bisa menikmati hasil investasi secara penuh karena reksadana tidak termasuk objek pajak. Aktivitas pengelolaan investasinya juga tergolong cukup aman karena diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Risiko Reksadana Pendapatan Tetap
Reksadana pendapatan tetap adalah jenis investasi yang cocok dilakukan dengan jangka waktu menengah, yaitu sekitar 3-7 tahun. Dengan potensi keuntungan yang cukup menjanjikan, reksadana pendapatan tetap adalah salah satu jenis investasi dengan risiko menengah. Reksadana pendapatan tetap memiliki risiko yang lebih kecil dari saham, namun lebih tinggi dari pasar uang.
Risiko yang paling utama dari investasi reksadana pendapatan tetap adalah turunnya Nilai Aktiva Bersih (NAB). Nilai Aktiva Bersih adalah nilai bersih untuk sebuah unit reksadana. Singkatnya, NAB adalah harga satu unit reksadana yang bisa mengalami fluktuasi atau naik turun harga. Jika Nilai Aktiva Bersih turun, maka keuntungan yang didapatkan juga menurun atau bahkan mengalami kerugian.
Kerugian yang didapatkan dari investasi ini juga tidak dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) seperti bank. Oleh karena itu, investor harus memilih manajer investasi yang kompeten untuk mengelola portofolio investasi agar tidak mengalami kerugian.
Contoh Cara Menghitung Reksadana Pendapatan Tetap
Keuntungan dari reksadana pendapatan tetap adalah selisih Nilai Aktiva Bersih ketika pembelian dan penjualan. Jika NAB penjualan lebih tinggi daripada NAB pembelian, maka investor akan mendapatkan keuntungan. Sebelum menghitung keuntungan, Anda juga harus mengetahui jumlah unit reksadana yang Anda miliki. Cara menghitung unit dan keuntungan reksadana pendapatan tetap adalah sebagai berikut.
Menghitung Unit Reksadana
Dana investasi : NAB
Menghitung Keuangan Reksadana
Total NAB jual – Modal Investasi
Contoh kasus:
Angga membeli reksadana dengan modal investasi sebesar Rp 30.000.000 pada bulan Januari 2022. Nilai Aktiva Bersih pada saat itu adalah Rp 1.500 per unit. Lalu pada bulan Desember 2022, NAB naik menjadi Rp 1.800. Dari kasus tersebut, kita dapat menentukan berapa unit reksadana yang dimiliki oleh Angga dan berapa besar keuntungan yang diperoleh Angga.
Jumlah Unit Reksadana Angga
Dana investasi : NAB = Jumlah unit
Rp 30.000.000 : Rp 1.500 = 20.000 unit reksadana
Angga memiliki 20.000 unit reksadana. Pada bulan Desember, NAB mengalami kenaikan menjadi Rp 1.800 per unit. Angga ingin menjual seluruh reksadana yang dia punya. Maka, total NAB jualnya adalah Rp 36.000.000
Keuntungan yang Diperoleh Angga
Total NAB jual – Modal Investasi = Keuntungan
Rp 36.000.000 – Rp 30.000.000 = Rp 6.000.000
Jadi, keuntungan yang Angga dapatkan selama satu tahun berinvestasi di reksadana penghasilan tetap adalah Rp 6.000.000
Rekomendasi Reksadana Pendapatan Tetap Terbaik Terbaru
Kali ini, Inklusi uang juga akan memeberikan kamu rekomendasi reksadana pendapatan tetap terbaik versi Inklusi Uang. Rekomendasi ini ditentukan melalui hasil kinerja selama satu tahun. Simak tabel di bawah ini.
Reksadana Pendapatan Tetap | Manajer Investasi | Minimum Pembelian | Imbal Hasil per Tahun |
Sucorinvest Bond Fund | Sucor Asset Management | Rp 100.000 | 15.75% per tahun |
Capital Fixed Income Fund | Capital Asset Management | Rp 100.000 | 13.94% per tahun |
Manulife Obligasi Negara Indonesia II Kelas A | Manulife Investment Management | Rp 10.000 | 13.50% per tahun |
Reksadana Kehati Lestari Kelas G | Bahana TCW Investment Management | Rp 100.000 | 12.52% per tahun |
RHB Fixed Income Fund | RHB Asset Management | Rp 100.000 | 12.86% per tahun |
TRAM Strategic Plus | Trimegah Asset Management | Rp 100.000 | 12.38% per tahun |
Baca juga: Total Aktiva: Pengertian, Rumus, dan Cara Menghitungnya
Nah, itulah informasi dari Inklusi Uang yang bisa Anda simak sebagai bahan pertimbangan untuk berinvestasi. Semoga informasi ini dapat menambah pengetahuan Anda tentang reksadana pendapatan tetap sebelum Anda memutuskan untuk berinvestasi di sana.
QA
Otoritas Jasa Keuangan. “INSTRUMEN INVESTASI YANG BIKIN HATI TENANG: REKSA DANA PENDAPATAN TETAP“
Tidak ada komentar