1. Keuangan

Apa Itu Inflasi? Kenali Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya

Berbagai macam kata dan istilah banyak digunakan dalam bidang ekonomi. Salah satu istilah ekonomi yang cukup sering terdengar oleh masyarakat dan orang awam yaitu inflasi. Istilah ini mengacu pada kondisi ekonomi yang terjadi dalam suatu negara yang menyebabkan negara tersebut mengalami masa ketidakstabilan yang cukup lama.

Inklusi Uang pada kesempatan kali ini akan menjelaskan kepada Anda informasi seputar inflasi secara jelas dan lengkap. Adapun informasi yang akan tersedia dalam artikel ini di antaranya yaitu pengertian, penyebab, dampak inflasi, serta cara mengatasinya. Untuk itu, Anda dapat menyimak informasi tersebut selengkapnya di bawah ini.

Apa Itu Inflasi?

Menurut KBBI, inflasi adalah kemerosotan nilai uang kertas dalam suatu negara karena banyak dan cepatnya uang tersebut beredar, sehingga akan menyebabkan naiknya harga-harga barang pada pasar. Kondisi ini akan terjadi pada suatu negara secara terus menerus dengan jangka waktu tertentu. Hal ini juga akan menyebabkan penurunan daya beli dari waktu ke waktu.

Di Indonesia, perhitungan kondisi kemerosotan nilai mata uang ini dilakukan oleh Badan Pusat Statistik atau BPS dan terhubung ke metadata SEKI-IHK. Kebalikan dari kemerosotan uang ini adalah deflasi atau kondisi yang terjadi saat harga barang pada pasar menurun namun daya beli konsumen meningkat.

Pengelompokan Inflasi

Kemerosotan nilai uang pada suatu negara ini memiliki dua jenis pengelompokan. Adapun pengelompokan tersebut dapat Anda simak pada artikel di bawah ini.

1. Inti

Jenis kondisi kemerosotan nilai uang ini terdiri dari komponen yang cenderung persisten atau menetap (persistent component) di dalam pergerakan inflasi yang dipengaruhi faktor fundamental, seperti nilai tukar, harga komoditi global, interaksi permintaan penawaran, kemerosotan nilai uang pada mitra dagang, ekspektasi inflasi dari pelaku ekonomi, dan lain-lain.

2. Non-inti

Jenis ini terdiri dari komponen penyebab berupa volatilitasnya yang cenderung tinggi dan terpengaruh oleh faktor selain fundamental, di antaranya:

Komponen Bergejolak

Contoh dari komponen ini secara garis besar terpengaruh oleh kejutan dari komoditas pangan, seperti masalah panen, bencana atau gangguan alam, harga pangan domestik atau global yang berkembang, dan lain sebagainya.

Komponen Harga Oleh Pemerintah

Contoh dari komponen ini secara garis besar dipengaruhi oleh kebijakan harga dari pemerintah yang berubah secara mendadak, seperti pada harga BBM subsidi, tarif angkutan umum, tarif listrik, dan lain sebagainya.

Faktor yang Menyebabkan Kemerosotan Nilai Uang

Secara umum, penyebab kemerosotan nilai uang adalah karena permintaan, jumlah uang yang beredar, serta biaya produksi yang meningkat drastis. Lebih spesifiknya, beberapa faktor penyebab inflasi dari suatu negara adalah sebagai berikut.

1. Cost push inflation

Cost push inflation yaitu faktor yang disebabkan oleh beberapa hal, seperti depresiasi nilai tukar, peningkatan harga komoditi yang telah diatur pemerintah, pengaruh kemerosotan nilai uang pada negara lain yang menjadi mitra dagang, hingga negative supply shocks yang terjadi karena bencana alam sehingga mengganggu distribusi barang.

2. Demand pull inflation

Faktor dari demand pull inflation di antaranya yaitu tingginya permintaan akan barang dan jasa yang berbanding terbalik dengan ketersediaannya. Maka dari itu, hal ini akan menyebabkan kenaikan harga dari barang maupun jasa pada pasar.   

3. Built in Inflation

Faktor penyebab built in inflation adalah perilaku dari masyarakat serta pelaku ekonomi dalam memanfaatkan ekspektasi angka inflasi yang mempengaruhi keputusan aktivitas ekonominya.

Dampak Akibat dari Kemerosotan Nilai Uang

Kondisi kemerosotan nilai uang pada suatu negara ini akan berdampak pada kegiatan ekonominya. Kalangan masyarakat menengah ke bawah akan merasa harga barang yang ada di pasar sangat tidak terjangkau sehingga akan menurunkan daya beli masyarakat.

Daya beli masyarakat yang menurun akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi negara menjadi lambat dan stagnan atau bahkan bisa menurun. Selain itu, dampak inflasi juga akan menurunkan pendapatan masyarakat hingga mempengaruhi kemampuan ekspor dari sebuah negara karena biaya ekspor akan lebih mahal.

Maka dari itu, kemerosotan nilai uang yang tidak stabil dari suatu negara akan membuat pelaku ekonomi sulit dalam mengambil keputusan terhadap kegiatan ekonominya, seperti konsumsi, produksi, dan investasi.

Cara Mengatasi Inflasi di Suatu Negara

Pemerintah atau pihak berwenang harus mengendalikan kemerosotan nilai uang sebaik mungkin agar tidak memperburuk kondisi ekonomi. Lebih tepatnya, pemegang regulasi atau regulator keuangan pada suatu negara merupakan pihak yang memikul tanggung jawab untuk menjaga agar kondisi kemerosotan nilai uang negara tetap terkendali.

Hal tersebut dapat melalui kebijakan moneter, seperti mengatur tindakan bank sentral atau komite lain untuk menentukan ukuran serta tingkat pertumbuhan jumlah uang yang beredar di negara terkait.

Selain kebijakan moneter, kebijakan fiskal juga dapat mengatasi kondisi ini. Kebijakan fiskal merupakan salah satu cara untuk mengendalikan kemerosotan nilai uang yang berkaitan dengan penerimaan serta pengeluaran anggaran pemerintah. Kebijakan fiskal tersebut seperti menaikkan tarif pajak, mengurangi pengeluaran pemerintah, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Reksadana Pendapatan Tetap: Cara Kerja, Keuntungan, & Risiko

Demikian informasi mengenai pengertian, penyebab inflasi, dampak, serta cara mengatasinya yang dapat Inklusi berikan kepada Anda. Kondisi ini dapat menyebabkan kemerosotan ekonomi suatu negara secara signifikan. Maka dari itu, perlu ada upaya dari pemerintah dalam mengatasi hal tersebut. Semoga artikel ini bermanfaat!

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Apa Itu Inflasi? Kenali Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Net working capital adalah salah satu aspek krusial dalam suatu perusahaan, sehingga tidak boleh diabaikan. Pasalnya, net working capital ini merupakan indikator likuiditas perusahaan dalam kemampuan membayar hutang jangka pendek. Dalam perhitungannya, net working capital atau disebut juga dengan modal kerja bersih melibatkan beberapa komponen, seperti aset lancar dan kewajiban lancar. Yuk, pahami lebih lanjut […]
    Menjadi seorang investor harus cermat dalam mempertimbangkan potensi yang didapatkan dari penanaman modal pada suatu emiten. Salah satu cara efektif guna mengetahui kelayakannya adalah dengan menggunakan metode penilaian investasi.  Dengan metode penilaian investasi yang efektif, para investor dapat mengenali potensi produk sebelum memutuskan untuk menanamkan modal untuk meminimalkan kerugian dan memaksimalkan profit atau keuntungan. Nah, […]

    Trending

    Salah satu cara mengukur potensi keuntungan suatu perusahaan adalah menggunakan rasio Basic Earning Power (BEP). Pengukuran ini mempresentasikan kemampuan sebuah bisnis dalam menghasilkan keuntungan dalam jangka panjang. Rumus ini bisa digunakan apabila prakiraan kondisi operasional perusahaan adalah stabil.  Semakin tinggi BEP yang dihasilkan, maka semakin besar efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari aset.Untuk lebih jelasnya, […]
    Yuk, mari mengenal apa itu PAB (Pajak Alat Berat).  Dalam dunia perpajakan, setiap alat atau properti yang digunakan untuk mempermudah kegiatan proyek. Alat-alat tersebut seperti traktor,crane, maupun bulldozer yang di mana merupakan objek yang dikenai pajak.   Terlepas dari fungsi alat berat di atas, tak jarang orang-orang tidak mengetahui apabila kendaraan besar dikenai pajak. Perpajakan alat […]
    Sejarah asuransi di Indonesia mulai diperkenalkan pada zaman kolonial Belanda. Pada zaman kolonial tersebut, banyak perubahan yang terjadi pada tatanan masyarakat. Mulai dari segi ekonomi, sosial, budaya, hingga pendidikan. Salah satu perubahan yang signifikan adalah ekonomi.  Kata “asuransi” berasal dari bahasa Belanda yaitu verzekering yang mempunyai arti pertanggungan. Pada saat itu, tepatnya masa kolonial Belanda, […]
    Late charge adalah salah satu risiko yang harus tertanggung oleh pemegang kartu kredit. Denda ini dapat menjadi beban finansial yang cukup besar, terutama jika tagihan kartu kreditnya dalam jumlah yang besar. Kartu kredit merupakan alat pembayaran non-tunai yang merupakan salah satu produk bank. Kartu kredit memungkinkan pemegang kartu untuk melakukan transaksi pembelian barang atau jasa, […]