1. Ekonomi Bisnis

Debt to Equity Ratio: Pengertian, Rumus, Contoh Perhitungan

Sebuah perusahaan harus memiliki laporan keuangan yang jelas untuk melihat kondisi secara jelas apakah kinerja perusahaan baik atau tidak. Salah satu indikator pengukuran laporan perusahaan adalah debt to equity ratio yakni sebuah pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui perbandingan jumlah antara utang dan modal. Apa itu debt to equity ratio? Mari kita bahas secara rinci.

  • Debt to equity ratio adalah rasio yang digunakan untuk memperhitungkan dan mengetahui perbandingan antara total utang dan modal sendiri.
  • Penghitungan rasio ini akan memberitahu seberapa besar aktiva atau aset sebuah perusahaan yang dibiayai dari hutang.
  • Debt to equity ratio yang baik harus berada dibawah 1 atau 100%. Semakin rendah rasio maka hal ini akan memperlihatkan kondisi fundamental perusahaan yang semakin bagus.

Apa Itu Debt to Equity Ratio?

Menurut Kasmir (2012) debt to equity ratio adalah rasio yang digunakan untuk memperhitungkan dan mengetahui perbandingan antara total utang dan modal sendiri. Pentingnya debt to equity ratio adalah untuk mengukur risiko bisnis dalam keberlanjutan keputusan untuk perusahaan, investor, serta kreditur. 

Sebuah perusahaan yang terlihat bagus dan sehat tidak hanya diukur melalui kualitas sumber daya manusianya namun juga diukur dari perspektif keuntungan internal. Debt to equity ratio adalah salah satu cara yang dapat menjadi acuan sebuah perusahaan untuk melakukan pengukuran investasi dan kesehatan keuangan internal perusahaan. 

Debt to Equity Ratio vs The Gearing Ratio

Tujuan dari debt to equity ratio adalah untuk mengetahui perbandingan antara utang dengan modal sendiri. Penghitungan rasio ini akan memberitahu seberapa besar aktiva atau aset sebuah perusahaan yang dibiayai dari hutang. Lalu apa perbedaannya dengan the gearing ratio?

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 222/Pmk.010/2008 mengenai Perusahaan Penjaminan Kredit dan Perusahaan Penjaminan Ulang Kredit, gearing ratio adalah batasan yang menjadi landasan untuk mengukur kemampuan peminjam dan penjamin ulang ketika melakukan kegiatan penjaminan serta penjaminan ulang. 

Cara Menghitung Debt to Equity Ratio

Cara menghitung debt to equality akan menggunakan rumus. Berikut adalah rumus debt to equity ratio. 

Debt to Equity Ratio (DER)= Total Uutang : Ekuitas

Catatan
1. Hutang (Liabilitas) merupakan kewajiban yang harus dibayar sebuah perusahaan secara tunai kepada pemberi utang sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati. 
2. Equity (Ekuitas) merupakan aset yang menjadi kekayaan bersih sebuah perusahaan. Ekuitas terdiri dari setoran pemilik perusahaan dan sisa laba. 

Batasan Debt to Equity Ratio

Ketentuan batasan debt to equity ratio akan mengikut aturan berdasarkan keputusan Menteri Keuangan (KMK) No. 1002/KMK.04/1984. Ketentuan antara batasan dan modal akan dibatasi dengan maksimal setinggi-tingginya 3:1 dengan keterangan 3 adalah utang dan 1 adalah modal.

Keputusan ini kemudian dibekukan pada tahun 1985 dan diganti dengan peraturan baru yakni Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 169/PMK.010/2015. Ketentuan debt to equity ratio akan mengatur mengenai penentuan antara utang dan model perusahaan yang digunakan untuk menghitung pajak (PPh). 

Perbandingan yang ditetapkan sebagai batas maksimal adalah 4:1. Kenaikan batasan ini diharapkan dapat mempercepat perkembangan dunia usaha. 

Pengecualian dari Batasan Debt to Equity Ratio

Dalam peraturan PMK 169/PMK.010/2015 terdapat peraturan mengenai pengecualian dari pembatasan debt to equity yakni:

  • Perbankan
  • Asuransi
  • Infrastruktur
  • Lembaga Pembiayaan
  • Bidang Pertambangan

Contoh Penghitungan Debt to Equity Ratio

Perusahaan Pt Jaya Sepanjang masa melaporkan keuangan tahunan pada tahun 2018 memiliki liabilitas sejumlah Rp2.500.000.000 dengan jumlah modal sebesar 1.200.000.000. Berapa nilai DER dari perusahaan tersebut?

DER = 2.500.000.000 / 1.200.000.000 x 100%
DER = 2,083 kali atau 208,3%
Maka nilai DER dari perusahaan tersebut adalah 2,083 atau 208,3%.

Peranan Debt to Equity Ratio bagi Perusahaan

Debt to Equity adalah indikator yang penting untuk menghitung keuangan internal perusahaan  wajib dihitung setiap tahun. Mengapa penting? Dari hasil rasio yang dihasilkan, perusahaan akan mengetahui apakah kondisi keuangan internal mereka dalam kondisi yang sehat atau sebaiknya. Apabila terjadi permasalahan mengenai masalah keuangan internal maka perusahaan dapat melakukan evaluasi terkait mengenai kualitas dan kinerja perusahaan. 

Peranan Debt to Equity Ratio untuk Keuangan Pribadi

Hasil dari debt to equity ratio adalah acuan perhitungan mengenai modal dan keuntungan yang sudah didapatkan perusahaan. Tentunya, keuangan pribadi harus dihitung dengan jelas untuk mengetahui seberapa besar aktiva yang dimiliki perusahaan. 

Analisis Besaran Debt to Equity Ratio

Penerapan debt to equity ratio di Indonesia akan mengacu pada aturan yang berlaku. Peran debt to equity ratio terhadap perusahaan yang beroperasi adalah sebagai berikut:

1. Operasional Perusahaan Didanai dari Utang

Gambaran perusahaan operasional umumnya lebih banyak didanai dari utang (debt) dengan mengacu pada besar rasio.

Misalnya nilai debt to equity ratio yang kurang dari satu yakni 1:2 memiliki arti bahwa modal (equity) lebih banyak daripada liabilitas.

2. Operasional Perusahaan Didanai dari Modal

Sebuah perusahaan yang menggunakan modal maka rasionya akan berbanding terbalik dengan komposisi diatas. Misalnya nilai DER yang lebih dari 1 yakni 3:1 maka nilai liabilitasnya akan lebih dominan untuk mendanai operasional perusahaan. 

Perhitungan debt to equity sangat penting sehingga sebuah perusahaan dapat melihat secara objektif mengenai keadaan keuangan perusahaan. Hal ini dapat menjadi evaluasi bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerja jika hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan atau target yang diinginkan. 

Debt to equity ratio yang baik harus berada dibawah 1 atau 100%. Semakin rendah rasio maka hal ini akan memperlihatkan kondisi fundamental perusahaan yang semakin bagus. Rendahnya rasio akan menunjukkan bahwa utang perusahaan lebih kecil dibandingkan dengan aktiva yang dimilikinya.  

Itu tadi informasi rinci mengenai debt to equity ratio yang menjadi landasan pengukuran indikator keuangan internal sebuah perusahaan. Semoga artikel ini dapat menjadi referensi Anda.

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Debt to Equity Ratio: Pengertian, Rumus, Contoh Perhitungan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Investasi saham merupakan salah satu cara yang populer untuk mengembangkan kekayaan. Namun, seperti semua bentuk investasi, perdagangan saham juga melibatkan risiko. Oleh karena itu, para investor perlu menggunakan berbagai strategi untuk meminimalkan risiko dan mengoptimalkan keuntungan. Salah satu konsep yang penting dalam perdagangan saham adalah Take Profit (TP). Apa itu TP, dan bagaimana cara menggunakannya […]
    Pada dunia perdagangan saham dan pasar keuangan, terdapat berbagai macam strategi yang digunakan para investor dan trader untuk mencari peluang keuntungan. Salah satu strategi yang sering digunakan adalah “pullback trading.” Apa itu pullback trading, dan bagaimana cara menggunakannya secara efektif? Mengidentifikasi Pullback dalam Grafik Saham Sebelum kita masuk ke dalam strategi pullback trading, penting untuk […]

    Trending

    Late charge adalah salah satu risiko yang harus tertanggung oleh pemegang kartu kredit. Denda ini dapat menjadi beban finansial yang cukup besar, terutama jika tagihan kartu kreditnya dalam jumlah yang besar. Kartu kredit merupakan alat pembayaran non-tunai yang merupakan salah satu produk bank. Kartu kredit memungkinkan pemegang kartu untuk melakukan transaksi pembelian barang atau jasa, […]
    Aset tidak berwujud adalah aset yang tidak memiliki wujud fisik tetapi masih dapat dilihat dan diidentifikasi. Meskipun tidak memiliki bentuk fisik, aset tak berwujud masih dapat menghasilkan pendapatan. Bagi sebuah perusahaan, aset tak berwujud pun bisa mendatangkan keuntungan dalam jangka panjang. Agar dapat memahami aset tidak berwujud lebih mendalam, mari simak informasi selengkapnya di bawah […]
    Net working capital adalah salah satu aspek krusial dalam suatu perusahaan, sehingga tidak boleh diabaikan. Pasalnya, net working capital ini merupakan indikator likuiditas perusahaan dalam kemampuan membayar hutang jangka pendek. Dalam perhitungannya, net working capital atau disebut juga dengan modal kerja bersih melibatkan beberapa komponen, seperti aset lancar dan kewajiban lancar. Yuk, pahami lebih lanjut […]
    Menjadi seorang investor harus cermat dalam mempertimbangkan potensi yang didapatkan dari penanaman modal pada suatu emiten. Salah satu cara efektif guna mengetahui kelayakannya adalah dengan menggunakan metode penilaian investasi.  Dengan metode penilaian investasi yang efektif, para investor dapat mengenali potensi produk sebelum memutuskan untuk menanamkan modal untuk meminimalkan kerugian dan memaksimalkan profit atau keuntungan. Nah, […]